Bad mood bisa terjadi karena
banyak hal. Urusan kerjaan yang nggak kelar-kelar, invoice belum cair, anak nangis
melulu, dosen pembimbing sulit ditemui, atau simply because PMS. Kalau bad mood
dipelihara, bisa-bisa kita nggak produktif, dan akibatnya justru menambah bad
mood. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mereduksi perasaan yang sedang
tidak “good”. Salah satunya dengan mencari hiburan lewat menonton film.
Buat saya, nonton film
sekarang menjadi pilihan kegiatan penghilang bad mood yang mudah dan murah. Sekarang
banyak pilihan wahana nonton, tidak melulu harus ke bioskop. Bermanfaat banget
buat orang-orang mager tapi tetap kepingin hiburan tanpa harus kemana-mana.
Meskipun film disebut
hiburan, tidak semua film akan bikin mood kita membaik setelah menontonnya. Saya
sendiri misalnya, nggak akan nonton film bergenre horor atau thriller,
bahkan film romance yang sad ending kalau pengen mood membaik. Yang ada
setelahnya jadi mikir, atau tambah depresi. Ada beberapa film Indonesia yang
stay di playlist saya, sering saya tonton ulang, baik seluruhnya maupun
sebagian, dan biasanya bikin mood membaik. Ini lima diantaranya ya.
1.
Ku Lari Ke Pantai
(7+)
Film ini bisa
ditonton mulai dari usia anak-anak. Pemeran utamanya mama cantik Marsha Timothy
dan dua gadis remaja Maisha Kanna dan Lil’li Latisha. Ceritanya dua anak
perempuan itu punya karakter yang bertolak belakang. Salah satunya anak pantai,
dan satunya remaja ibu kota. Kita akan diajak mengikuti petualangan mama Marsha
bersama anak gadis dan ponakan perempuannya, road trip dari Jakarta,
Temanggung, Pacitan, Bromo, sampai ke Banyuwangi.
Tokoh-tokoh
lain juga hadir diperankan Dodit Mulyanto dan yang bikin surprise Ligwina Hananto
(iya yang financial planner itu). Keduanya lucu abis.
Nonton film
ini rasanya diajak jalan-jalan gratis menikmati tempat-tempat yang indah di
Indonesia.
2.
Perahu Kertas 1
dan 2 (16+)
Diadaptasi dari
novel best sellernya Dewi Lestari. Konon novelnya dibuat dalam waktu yang
sangat singkat, hanya beberapa minggu saja. Film ini disutradarai oleh Hanung
Bramantyo. Saking filmnya ingin bisa mencakup sebanyak mungkin kisah yang
ditulis di novelnya, sampai dibikin jadi dua seri. Ceritanya tentang Kugy (Maudy
Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken), dan upaya mereka untuk menggapai mimpi,
meski realita terus menghalangi.
Kenapa saya menjadikan
film ini hiburan yang naikin mood, salah satunya karena saya merasa relate
banget dengan setting ceritanya yang dibuat di zaman saya. Jadi latar
belakangnya berawal dari masa-masa Kugy dan Keenan kuliah di Bandung, di tahun 2000.
Senangnya melihat masa itu orang saling berinteraksi tanpa banyak diinterupsi
kehadiran ponsel dan internet. Setting Balinya juga asyik buat dinikmati,
karena menampilkan suasana Bali yang adem dan artistik.
Salah satu
kehadiran aktor yang paling saya sukai adalah Titi DJ, yang berperan jadi
ibunya Kugy. Meski munculnya cuma sebentar-sebentar, tapi alami banget dah.
3.
Cek Toko Sebelah
(18+)
Film besutan
Ernest Prakasa ini enak banget ditonton karena kehadiran tokoh-tokoh pendamping
yang lucu dan alami. Dialognya juga enak buat diikuti. Kalau konflik utamanya sebetulnya
agak sedih gitu sih. Tapi sepanjang film saya terhibur karena hadirnya para pembantu
toko dan teman-temannya tokoh utama, yang bertebaran di sepanjang film.
4.
Aruna dan
Lidahnya (13+)
Sebetulnya bukan
karena Dian Sastro atau Nicholas Saputra, saya udah baca duluan novelnya, dan
sebetulnya nggak terlalu mengikuti alur utama tentang wabah flu burungnya, jadi
ya udah deh, nonton. Buat saya film ini menghibur karena petualangan kuliner
yang mengiringi mbak Dian menyelidiki tentang virus yang sempat viral di Indonesia
di tahun 2000an. Rawon, Lorjuk, Rujak Soto, macam-macam kuliner akan bikin kita
auto laper.
5.
Belok Kanan
Barcelona (13+)
Film yang saya
baru tahu setelah nonton kalau adaptasi dari novel ini lucu deh asli. Ceritanya
klasik tentang cinta yang tak berbalas, dibalut pertemanan masa SMA. Hadirnya Anggika
Bolsterli dan Deva Mahendra yang lucu dan konyol abis bisa mengimbangi kisah
romans antara Morgan Oey dan Mikha Tambayong. Nggak banyak drama-drama ga
penting, mengalir pake romans-romans tapi tetap bisa guyon. Nonton!
No comments:
Post a Comment