Foto: Wikipedia |
Tak terasa, sudah lebih dari separuh umur, saya habiskan di kota Semarang.
Padahal waktu saya masih SMA dulu, mengenal Semarang sebagai kota yang panas,
banyak nyamuknya, dan sering banjir. Jadi untuk kuliah di Semarang, terus
terang nggak terpikir sama sekali, sampai.... saya ketemu sama Bapak saya dan
akhirnya dengan berbagai pertimbangan saya memasukkan salah satu pilihan kuliah
di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Takdir Allah, saya malah diterima
kuliah di sana.
Hari pertama mengunjungi kampus, kesan panas menyengat membuat saya
sedikit miris. Waktu itu baru beberapa tahun saja kampus Undip mulai dipindah
ke wilayah Tembalang. Duh, di tempat yang gersang (dalam pandangan saya) ini
saya bakalan menghabiskan setidaknya empat tahun kehidupan masa remaja, *drama.
Tapi ternyata, kita memang nggak akan cinta kalau nggak kenal, sekarang setelah belasan tahun tinggal di sini, saya sudah jadi warga kota Semarang, dan jatuh cinta sama kota ini.
Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) pernah merilis daftar kota
paling layak huni di Indonesia. Daftar-daftar kota ini didapatkan dari hasil
survey yang dilakukan dua hingga tiga tahun sekali. Survey yang dilakukan IAP
berbasis pada pendapat warga kota mengenai kota tempat tinggalnya sendiri dari
beberapa aspek antara lain tempat ibadah, air bersih, pendidikan, fasilitas
kesehatan, pangan, dan transportasi. Surveynya dilakukan di 26 kota dari 19
provinsi. Berdasarkan survey IAP ini Semarang berada di urutan ke-6.
Menurut Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018, Semarang berada pada
urutan ke-2 dalam kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama dicapai
Surabaya, dan peringkat ketiga Tangerang Selatan. Indikator penilaiannya adalah
Lingkungan, Masyarakat, Ekonomi, Mobilitas, Pemerintah, dan Kualitas Hidup.
Lingkup penilaian berdasarkan model yang dipakai dalam IKCI 2018 yakni Smart
City Wheel oleh Boyd Wheel. (Sumber IG:
GNFI).
Nah, sekarang kan menjelang akhir tahun ajaran, sebentar lagi Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai dilaksanakan. Biasanya nih
meski di waktu yang sudah mepet ini, masih ada saja calon mahasiswa baru yang
belum mantap mau kuliah di mana. Saya merekomendasikan kepada kamu, wahai calon
mahasiswa baru (hihi), kuliah aja di Semarang.
Mengapa Semarang?
1. Banyak Pilihan Kampus Berkualitas
Bagi calon mahasiswa yang mengincar perguruan tinggi negeri, di
Semarang ada 5 Perguruan Tinggi Negeri yaitu: Universitas Diponegoro (Undip),
Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN
Walisongo), Politeknik Negeri Semarang (Polines), dan Politeknik Maritim Negeri
Indonesia (Polimarin). Selain perguruan tinggi negeri, di Semarang juga ada
sejumlah Perguruan Tinggi Swasta berkualitas antara lain: Universitas Dian
Nuswantoro (Udinus), Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas
Katolik Soegijapranata (Unika), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus),
Universitas Semarang (USM), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag Semarang),
Universitas Stikubank Semarang (Unisbank) dan masih banyak lagi.
Ada banyak jurusan yang bisa dipilih, yang bisa disesuaikan dengan
cita-cita dan tujuan hidup kamu, wahai calon mahasiswa. Masing-masing kampus
punya kelebihan masing-masing, diantaranya memiliki jurusan-jurusan unggulan
yang menjadi favorit calon mahasiswa. Tapi berarti kalau kamu mengincar kampus
dan jurusan favorit, harus lebih giat berdoa dan belajar, supaya bisa
ditempatkan sesuai kampus yang terbaik buat kamu.
2. Banyak Pilihan Moda Transportasi
Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, kota Semarang tentu saja
didukung dengan berbagai moda transportasi. Di tahun 2018, Bandara Internasional
Ahmad Yani sudah memiliki wajah baru yang lebih kece. Berbagai jurusan pesawat
ke Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, Denpasar, Pangkalan Bun, dan beberapa
kota lainnya bisa langsung diakses dari Semarang. Untuk penerbangan
internasional sementara ini sudah tersedia penerbangan ke Singapura dan
Malaysia.
Untuk moda transportasi kereta api, letak Semarang di pantai Utara,
otomatis dilalui kereta-kereta yang melewati jalur pantura. Kereta jurusan
kota-kota wilayah tengah di pulau Jawa seperti Bandung dan Malang, juga bisa
dicapai dari Semarang. Sekarang ada kereta Joglosemarkerto, yang menghubungkan
kota Semarang dengan kota Solo, Purwokerto, dan Yogya.
Bagaimana dengan jalur darat? Dengan tersambungnya tol-tol di pulau Jawa,
untuk menuju Solo dari Semarang hanya perlu waktu tempuh kira-kira satu jam,
untuk ke Jakarta enam jam, dan ke Surabaya empat jam. Tersedia bus-bus mulai
ekonomi sampai eksekutif juga yang melayani trayek dalam pulau Jawa hingga luar
Jawa.
Banyaknya pilihan moda transportasi ini jadi keunggulan kota Semarang,
karena berarti mahasiswa akan mudah untuk bepergian, dan mudah dikunjungi oleh
orang tua atau keluarganya. Ini sih berdasarkan pengalaman pribadi. Rasanya
kalau si anak berada di kota yang bisa dengan mudah didatangi akan membuat hati
orang tua lebih tenang.
Untuk bepergian di dalam kota, ada fasilitas bus (BRT) yang melayani
rute-rute dari kawasan kampus di Semarang hingga ke banyak tujuan di kota
dengan harga sangat terjangkau. Bahkan ada harga khusus untuk mahasiswa, hanya
seribu rupiah saja (2018). Tentu saja, layanan taxi dan ojek online juga tersedia
di Semarang. Nggak bisa nyetir sendiri? Aman.
3. Makanan Enak dan Terjangkau
Tahu kan kalau kota Solo itu banyak makanan enak dan banyak orang
berburu kuliner di sana, nah sebagai anak yang besar di kota dengan segudang
makanan sedap, tinggal di Semarang terasa ‘fine’ buat saya. Cita rasa makanan
Semarang cocok di lidah karena cenderung gurih, tidak terlalu manis.
Kuliner di kota Semarang merupakan perpaduan Budaya Jawa, Tionghoa,
dan Arab yang kental. Jadi makanan-makanan perpaduan tiga budaya itu banyak
bisa ditemui. Lunpia salah satunya, adalah kudapan lezat hasil perkawinan budaya
Jawa dan Tionghoa. Aneka soto khas Semarang juga bisa jadi pilihan lezat, mengenyangkan dan sehat untuk sarapan. Selain makanan Indonesia, makanan-makanan kekinian juga sudah menjamur terutama di wilayah sekitar kampus.
Untuk urusan perut, enak deh tinggal di Semarang. Harga makanan juga
masih relatif terjangkau buat anak kuliahan. Warteg bertebaran, warung Padang, pecel
lele, dan burjo mudah ditemui.
4. Lalu Lintas Ramah
Sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, menurut saya
lalu lintas di kota Semarang masih bisa ditoleransi. Jalanan di kota Semarang
relatif dalam kondisi baik, dan cukup lebar. Banyak jalan alternatif untuk
menuju ke satu lokasi, sehingga tidak menyebabkan jalanan tertentu terlalu
padat. Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah kontur tanah kota Semarang yang
berbukit. Jadi untuk yang baru belajar mengendarai kendaraan bermotor, bisa
jadi tantangan tersendiri. Kalau buat saya sih, malah menarik, karena kalau
bisa mengendarai mobil di Semarang, berarti terlatih untuk berkendara di segala
medan.
5. Aneka Ragam Tempat Wisata
Semarang sangat terkenal dengan warisan bangunan-bangunan tuanya. Kawasan
Kota Lama, juga Lawang Sewu, menjadi ikon kota yang menarik wisatawan dari
berbagai daerah. Kawasan Simpang Lima juga masih menjadi magnet karena dikelilingi
aneka jajanan terutama di malam hari, dan adanya car free day di hari Ahad.
Di Semarang kamu bisa menemui wilayah pantai, laut, pelabuhan, yang
asyik buat nongkrong dengan biaya super terjangkau, atau malah mau duduk-duduk
manis di wilayah perbukitan buat melihat kerlip lampu kota di malam hari.
Wilayah Kota Semarang mencapai lebih dari 370 kilometer persegi, dengan
aneka keunikan yang nggak akan habis untuk dieksplorasi sepanjang masa
kuliahmu.
6. Ongkir Murah
Di zaman belanja secara daring seperti sekarang, ongkos kirim menjadi
pertimbangan kan kalau mau memesan barang secara daring. Apalagi sebagai
mahasiswa yang merantau, yang masih mengharap kiriman masakan buatan ibu di
rumah. Belum lagi aneka kebutuhan kuliah seringkali lebih murah jika dipesan
daring. Semarang lokasinya di tengah-tengah pulau Jawa, jadi biaya ongkir
barang relatif lebih terjangkau dari segala daerah di pulau Jawa. Hihi.
7. Komunitas Positif
Kalau jadi mahasiswa ada baiknya bersosialisasi juga dengan orang-orang
lain di luar kampus, supaya pengetahuan berkembang, dan pengalaman bertambah. (Supaya
nggak cupu! *eh ada yang teriak). Masyarakat Semarang kadang dibilang cuek, tapi sebetulnya orang Semarang itu justru menggemaskan. *hehe. Kalau buat saya pas, karena nggak kepo-kepo amat, tapi tetap ramah dan perhatian. Sejak dulu kota Semarang menerima banyak pendatang kan, jadi ada banyak ragam suku dan budaya yang melebur di sini.
Nah, di kota Semarang aneka komunitas mulai tumbuh subur bak jamur. Tinggal
rajin-rajin cari info di sosmed. Semua tinggal dipilih sesuai hobi. Bagi yang
suka budaya tradisional, bisa gabung di Sobokarti. Ada juga komunitas-komunitas
penggemar otomotif, pekerja sosial, olahraga, dan lainnya.
Kalau kamu suka nulis, suka ngeblog bisa dong gabung di Gandjel Rel
dan jadi GRes. Gandjel Rel ini adalah komunitas positif di Semarang yang
beranggotakan perempuan yang hobi, dan atau berprofesi sebagai bloger.
Jadi daripada menghabiskan waktu luang untuk kegiatan tak
berfaedah macam: ..... (isilah titik-titik sesuai pengalaman pribadimu), nanti
di Semarang bisa tuh bergabung dengan komunitas.
Kegiatan-kegiatan positif dalam komunitas bisa mengembangkan kemampuan
tersembunyi kamu, melatih diri berhadapan dengan banyak orang dengan beraneka
sifat, juga mengembangkan relasi, semua hal yang sangat bermanfaat untuk
kehidupan. *wejanganEmak
Jadi, itu tadi tujuh alasan (versi saya) buat calon mahasiswa untuk memilih kuliah
di Semarang. Ini juga bisa jadi
pertimbangan buat para orang tua yang anaknya sudah mau kuliah, tak perlu ragu mengirim
anaknya untuk kuliah di Semarang. Kota Semarang
sudah terbiasa menerima pendatang dari berbagai ragam budaya, sehingga lebih
terbuka untuk menerima perbedaan.
Selamat belajar dan memilih universitas, kota Semarang bisa jadi
pilihan untuk menjadi tempat tinggal sementara, atau barangkali nanti malah
seperti saya, jadi warga Semarang, soalnya sudah kadung cinta!
#roadto4thgandjelrel
#blogchallengegandjelrel
Ih toss dulu dong aku saking cintanya sama Semarang sekarang sudah jadi warga Semarang, dan itu hanya karena dulunya kuliah di Semarang, dapet jodoh di Semarang, kerja di Semarang sampai akhirnya menetap :)
ReplyDeleteTosss bangeet hihi
DeleteWah sempet punya KTP Semarang jaman rumah ngontrak, terus itu dompetnya ma KTP-nya ilang, terakhir sebelum pindah Jakarta KTP-nya masuk Kabupaten Demak hehe, iya biaya hidup di Semarang mah murmer, banyak nyisa bisa nabung banyak, sudah mau setahun di Jakarta lalu pindah Cibinong, penghasilan besar tapi biaya hidup juga besar heuheu..
ReplyDeleteMbetahin yak Mbak Vit, Semarang :)
DeleteAku dari lahir sampai kuliah di Semarang. Sering banget bandingin Semarang dengan Yogya dan Solo. Semarang itu kurang ini lah itu lah. Eh sekarang kerja di Yogya, tiap dua minggu sekali pulang Semarang kok selalu ada ajaa yang makin bagus :)
ReplyDeleteHihi.. semoga setiap hari semakin bagus terus
DeleteMakanan enak dan harga terjangkau. Setujuuuu, apalagi area kampus. Variasi menu banyak, murah, meriah.
ReplyDeleteApalagi kalo masuk-masuk pasar yaa, Mbakyu
DeletePas banget buat referensi anakku mo lanjut kuliah Win. Udah kls 3 SMA aja dia. Hihii
ReplyDeleteSemarang emang slalu ada dalam daftar pilihan.
Sip Mbak Din, kalau jodoh semoga kuliah di kampus pilihannya di Semarang
DeleteRumahku d semarang menyenangkan. Semoga makin berkah. Berbeda dengan ketujuh rumah terdahulu yang kami tempati. Cuacanya pun cocok.
ReplyDeleteRumahnya kayaknya deketan sama saya, ya. Hihihi. Adeem, Mbak kalo tinggal di atas.
DeleteKirain Mba Winda Semarang tulen, hehe.
ReplyDeleteAku juga dulunya nggak suka Semarang, panas. Eh, ternyata malah rejekinya kuliah di Semarang, nikah sama orang asli Semarang dan jadi warga Semarang juga ��
Samaaaa "nasib" kita yaa hihi.
DeleteLumpia emang enak banget ya Mba Wind. AKu juga kerasan tinggal di Semrang coret, wkwkwk bagian Kendal.
ReplyDeleteMba Wind, aku terharu ada fotoku di blogmu. Ah, jadi kangen ketemu mba Wind
Kangen juga padamuuu..
DeleteKonturnya Semarang tuh yg khas. Ngga lurus2 aja, butuh energi lebih buat naik turunnya �� aih, baca tulisannya mba Win bikin ngangguk2 setujuu
ReplyDeleteHahaha.. sesama orang "atas" kita angguk-angguk bareng.
DeleteKeren ya kota terbaik kedua, memnag sekarang perkembangan kota Semarang makin oke ya mbak
ReplyDeleteHuum Mbak Mun, semoga makin baik dari hari ke hari
DeleteKeren ya kota ini, pengen sih tinggal di Kota Semarang, tapi suami lebih suka tinggal di pedesaan. Jadi mau gak mau tinggal sama suami di desa. Ke Semrangnya kalau ada event atau dolan aja
ReplyDeleteSampai jumpa di Semarang, Mbaak.
DeleteIya bener Mba... Paling enak emang kuliah di semarang, makanan murah dan ada universitas yang bagus" kayak Unnes, undip, udinus, unika. Lulusannya bagus bagus. Banyak komunitas yg berfaedah kayak Gandjel Rel...
ReplyDeleteIya, Mba Aga. Ideal buat kuliah.
DeleteAku dulu pengen Mbak kuliah di Semarang, tapi nggak kesampaian. Eh ndelalahe, Allah itu baik. Kelar kuliah aku malah sering ke Semarang, salah satunya ya ketemu deh dengan teman2 GRes.
ReplyDeleteBerjodoh sama Semarang :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWha... baca artikelnya aku jadi pingin merasakan kuliah or kerja di Semarang juga. Dulu pernah acc kerja sana tapi nggak kuangkatin Mbak. Untuk kuliah memang banyak pilihan ya, rekomendasi si krucil kalo dah saatnya nih.
ReplyDeleteIya, Mbak. Krucilnya berapa tahun lagi niih? Semoga nanti nemu tempat kuliah yang cocok di Semarang
DeleteIyaaaa,,, makanan di Semarang enak & murah. Kalo udah kena makanan Semarang, trus ke kota lain jd banding2in & seringnya berakhir kecewa.
ReplyDeleteI love Semarang pokoknya.
Haha.. meski sering jalan-jalan tetep sambil ingat Semarang yaa..
DeleteAku loh jago kandang kata sepupuku yang tinggal di Medan. Gara-gara nggak mau nibggalni kota Semarang. Yo wes ben lah, wes kadung tresno karo kota kelahiran ����
ReplyDeleteMbak Wati ini super duper tulen Semarangnya hihihi
Deleteaku udah hampir 14 tahun mbak. sejak 2004.
ReplyDeleteudah nyaman banget. seumpama pindah juga rasanya nggak bisaa. udah cinta
Tos jugaaa
Delete