“Bu, kapan pergi liburan?”
Baru juga sehari terima rapor, sudah diteror pertanyaan sejuta anak-anak Indonesia di akhir tahun.
“Heeem....” jawab saya ogah-ogahan sambil membayangkan tumpukan kerjaan yang belum selesai. Ada gambar denah renovasi rumah, desain gerbang perumahan, bikin RAB (Rencana Anggaran Biaya) renovasi ruko, belum lagi beberapa tulisan yang mesti diunggah ke blog. Mesti putar otak nih buat menemukan jawaban kreatif yang bisa menenangkan anak-anak –walau sesaat-.
“Liburnya tinggal enam belas hari dua belas jam lagi, lho, Bu,” si Adik mendadak lancar berhitung. “Ke rumah Mbah Kakung, dong.”
“Yaa, nanti, masih banyak kerjaan....” Jawaban yang disambut cemberut.
Bukannya saya nggak pengen liburan, tapi akhir tahun ini saat yang tepat buat menyelesaikan perkerjaan yang tertunda, karena begitu anak-anak libur waktu saya jadi lebih longgar dengan hilangnya kewajiban antar jemput, koreksi PR dan buat bekal hehe.
“Ibu kan tetap bisa kerja di sana. Bawa aja laptopnya.” Rayuan belum berakhir.
Paham kalau ibunya pekerja mandiri yang nggak harus ngantor tiap hari, anak-anak tahu selama ada laptop, ibunya bisa ngikut anak-anak liburan meskipun sambil kerja.
“Tapi di tempat Mbah Kakung nggak ada wifi.” Alasan ngeles pamungkas saya keluarkan.
“Yaaaaah....”
“Main lego dulu aja ya, yuk dibikin rumah, bengkel, pabrik,” ajak saya demi mengalihkan perhatian dari pembahasan agenda liburan ke rumah Mbah Kakung. Main rumah-rumahan memang kesukaan saya dari kecil. Akibat keasyikan main, malah perhatian saya pada kerjaan yang numpuk yang teralihkan. Duh, gimana sih.
Selain hobi main rumah-rumahan, waktu agak gedean saya hobi membuat denah rumah pakai kertas milimeter block. Itu lho, kertas yang kotak-kotak seukuran satu milimeter. Alhamdulillah rezekinya kuliah di jurusan arsitektur, kegiatan menggambar meningkat pakai Rapido di atas kertas kalkir. Mahasiswa arsitektur di zaman itu harus punya kesaktian mengerik tinta supaya garis yang salah bisa dihapus tanpa membikin kertas berlubang.
Syukurlah teknologi terus berkembang, ada meja gambar yang membantu arsitek membuat gambar dengan lebih presisi, kemudian muncul berbagai aplikasi di komputer dan laptop, semacam AutoCad, yang membuat saya tak perlu lagi repot dengan penghapus.
Kerjaan Ibu di AutoCad yang nggantung di penghujung tahun. |
Teknologi memang hadir untuk memudahkan manusia. Berkat pelbagai aplikasi penunjang pekerjaan seperti AutoCad, Corel Draw, SketchUp, selain juga tentunya aplikasi Microsoft Office, pekerjaan mendesain rumah jadi makin cepat dan murah. Karena gambar tiga dimensi yang mendekati nyata, para arsitek tidak harus menghabiskan uang untuk membuat maket yang berharga jutaan.
Perangkat kerja portabel juga semakin canggih. Kalau dulu untuk menggambar harus nongkrong di tempat di depan komputer, sekarang pekerjaan bisa dilakukan di mana saja. Laptop makin canggih, makin ringan, dan gampang dibawa-bawa. Inovasi dari produsen laptop seperti ASUS sangat memudahkan pekerja mandiri seperti saya untuk menyelesaikan tugas.
Seperti sudah sering saya sebutkan di blog ini, perkerjaan saya sebagai arsitek, dan juga kadang menulis, sangat terbantu dengan notebook ASUS putih milik saya nan mungil dan cantik. Sejak 2012, laptop ASUS saya itu terus setia menemani, dan terbukti mumpuni dan tahan banting. Saya jadi mudah mau kerja di manapun dan kapanpun.
Wah, artinya produktif terus dong! Maunya sih gitu. Tapi ternyata tidak semudah itu, Ferguso. Ada saat-saat produktivitas kerja menurun. Misalnya seperti di akhir tahun ini, banyak banget godaannya. Ditambah lagi dengan teror piknik yang begitu kuat!
Alhamdulillah, bisa ketemu teman-teman. |
ASUS YEAR END MICROSOFT BLOGGER GATHERING
Sebetulnya salah satu alasan kenapa di akhir tahun masih banyak PR numpuk adalah saya merasa sedang mentok ide. Kalau kreativitas sedang mandeg rasanya sulit bikin desain yang bagus. Akibatnya pekerjaan mangkrak sampai kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Padahal ide buntu kalau sedang dikejar deadline itu nggak bagus karena akan menimbulkan masalah lain yaitu pemasukan jadi tidak lancar. Hehe.
Duh, suasana akhir tahun ini memang seolah membuat saya mager. Rasanya pengen istirahat saja dan memulainya lagi nanti kalau tahunnya sudah ganti. Untunglah, di akhir tahun ada satu acara seru yang menjadi mood booster saya. Lewat Mbak Uniek Kas, sesepuhnya bloger Semarang, yang tulisan-tulisannya bisa dinikmati di uniekkaswarganti.com, ASUS mengundang sekitar 45 bloger dalam acara ASUS Year End Microsoft Bloger Gathering.
Agenda kumpul-kumpul ini buat saya penting karena biasanya setelah ketemu dengan teman-teman, akan muncul ide-ide baru dan membuat saya seolah mendapatkan suntikan energi. Makanya saya semangat banget menerima undangan dari ASUS yang dibagikan Mbak Uniek dengan tag linenya: Unleash Your Creative Power. Whoho... ini dia acara yang saya perlukan. Pada tanggal 15 Desember 2018 pagi, berlokasi di Gets Hotel Semarang, saya bersama empatpuluhan bloger lainnya bisa bersilaturahmi sembari mendapatkan pengetahuan baru sekaligus inspirasi.
Di pagi yang cerah di musim hujan, acara dibuka langsung oleh Mbak Uniek, sebelum kami diperkenalkan dengan Oom Yahya Kurniawan. Oom Yahya ini adalah pemilik blog bertema teknologi: yahyakurniawan.net. Sebagai seorang praktisi dan pemerhati Teknologi Informasi (TI) Oom Yahya sering berbagi ilmunya lewat pelatihan dan workshop dan juga lewat puluhan judul buku yang sudah diterbitkan. Tentunya bertema TI.
Nah, dalam acara ini Oom Yahya membawa sebuah laptop istimewa yaitu laptop seri tertinggi dari lini ZenBook ASUS. Laptop yang dibawa Oom Yahya sangat spesial karena merupakan laptop pertama di dunia yang hadir dengan ScreenPad. Namanya ASUS ZenBook Pro 15 UX580.
INOVASI ASUS DI TAHUN 2018
ASUS merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam daftar World’s Most Admired Companies dari majalah Fortune. ASUS memperkerjakan lebih dari 16.000 karyawan di seluruh dunia, dan 5.000 diantaranya adalah tim dari Riset dan Pengembangan. ASUS juga berkomitmen untuk terus mengembangkan produk-produk komprehensif yang penuh inovasi, desain, dan mengedepankan kualitas.
Terbukti ASUS telah memenangkan 4.511 penghargaan dari organisasi teknologi terpandang dan media IT sedunia di tahun 2016, dan telah meraih lebih dari 721 penghargaan untuk seri Zenfone sejak tahun 2014.
Hmm, kuncinya adalah komitman untuk terus kreatif dan berinovasi ya. Tentunya tidak ada kata penurunan produktivitas di akhir tahun macam saya ini. ASUS pasti dipenuhi orang-orang kreatif dan terus berinovasi. Artinya orang-orang yang memiliki daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang baru. Dengan demikian bisa menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kenapa ASUS mau bersusah payah menciptakan ScreenPad di laptopnya dijelaskan oleh Jimmy Lin, Country Manager ASUS Indonesia. “Selama 26 tahun terakhir, teknologi touchpad pada laptop tidak banyak berubah. Produsen hanya membuatnya lebih lega, lebih responsif dan mendukung multi touch dan gesture.” Dalam Press Release ZenBook Pro 15 UX580, Jimmy Lin menyampaikan “Dengan ZenBook Pro 15 UX580, ASUS menghadirkan inovasi lebih pada touchpad, dan bisa dikatakan ini adalah laptop idaman para profesional.”
ScreenPad ZenBook Pro 15 UX580 memang langsung menyita perhatian saya dan teman-teman yang hadir di acara gathering. Tampilannya juga menawan dan menjanjikan, angan jadi melayang seandainya kerja pakai ZenBook Pro 15 UX580.
ARSITEKTUR DAN ZENBOOK PRO 15 UX580
Menurut saya nih, sama dengan perangkat canggih macam ponsel dan laptop, rumah adalah perpaduan dari seni dan teknologi. Ketika mendesain sebuah rumah, seorang arsitek harus bisa memadukan antara rasa dan logika, perpaduan gambar coret dan hitungan rumit, agar rumah yang dihasilkan nanti bisa menjadi hunian yang aman dan nyaman untuk penghuninya. Dalam mewujudkannya ada panduan-panduan teori arsitektur yang bisa dipakai untuk membantu arsitek dalam mendesain bangunan.
Buku De Architectura salah satu sumber tertulis yang tertua tentang arsitektur |
Salah satunya adalah teori dalam arsitektur yang disebut: Tiga Unsur Dalam Arsitektur. Saya ingat banget karena materi ini adalah salah satu materi dasar di awal-awal kuliah dulu. Tiga unsur itu adalah Venustas, Firmitas, dan Utilitas. Pencetus teori ini adalah seorang tokoh bernama Vitruvius, yang menulis buku “De Architectura”. Menurutn Vitruvius, sebuah bangunan yang baik haruslah memiliki keindahan atau estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan/ fungsi (Utilitas). Arsitektur adalah keseimbangan di antara ketiga unsur tersebut, sehingga tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya.
Tiga Unsur dalam Arsitektur |
Hmm... rasanya ketiga unsur dalam arsitektur ini juga dapat ditemui dalam laptop ZenBook Pro 15 UX580.
VENUSTAS / ESTETIKA
Tinggal di rumah dengan desain yang cantik, tentu akan membuat penghuninya bahagia. Salah satu tantangan bagi arsitek adalah membuat desain rumah yang indah. Kalau dalam teori arsitektur ada yang namanya proporsi. Kaidah itu bisa diterapkan dalam desain. Sebuah bangunan yang dirancang dengan proporsi yang pas, akan indah dipandang. Istilah dari mata turun ke hati memang benar adanya.
Nah, sama seperti ketika saya melihat ZenBook Pro 15 UX580 yang ditunjukkan Oom Yahya. Tampilannya elegan, dibalut metal solid berwarna Deep Dive Blue. ZenBook Pro 15 UX580 langsung bikin jatuh hati.
Bodinya proporsional ringkas, dengan tebal hanya 18,9 mm dan bobotnya 1,88 kg. Cocok banget dibawa kemana-mana karena mudah masuk ke aneka tas dan nggak bikin encok. Meski ramping dan ringan, layar ZenBook Pro 15 UX580 memiliki ukuran bentang 15,6 inci dengan resolusi ultra tinggi yaitu 4K. Hal tersebut dimungkinkan berkat teknologi NanoEdge yang membuat bezel layar di laptop ini bisa tampil dengan bezel hanya 7,3mm dan screen-to-body ratio sebesar 83%.
Secara estetis, ZenBook Pro 15 UX580 cantik banget dan indah dipandang.
FIRMITAS / KEKUATAN
Saat mendesain bangunan, saya terkadang menghadapi masalah ketika harus mulai mewujudkan bentuk yang saya rancang menjadi bangunan sesungguhnya. Kendala utamanya adalah bingung dengan struktur. Saya sudah merancang bentuk sedemikian rupa yang saya anggap bagus, tapi tidak tahu bagaimana caranya membangun. Tapi rupanya hal ini memang lazim dalam dunia arsitektur. Makanya seringkali ketika mendesain bangunan arsitek bekerja sama dengan tim konstruksi agar bangunan yang didesainnya bisa terwujud. Karena apalah artinya bentuk rumah yang bagus, mewah, tapi tidak mampu bertahan ketika dipakai alias cepat rusak atau lebih parah lagi, roboh. Kekuatan menjadi hal mutlak dalam desain arsitektur.
Nah, untuk sisi kekuatan, ASUS ZenBook Pro 15 UX580 sudah memenuhi standar militer MIL-STD 810G. Artinya, sudah menjalani serangkaian uji daya tahan untuk beroperasi di lingkungan yang keras diantaranya ketinggian ekstrim, suhu, dan kelembaban. ASUS juga telah menerapkan uji laptop internal, yang standarnya ditetapkan lebih dari standar industri.
Pekerjaan saya mengharuskan saya sering berpindah-pindah lokasi. Namanya kerjaan arsitek, mengedit gambar kadang dilakukan di lapangan. Membuat RAB baru, juga dilakukan pada saat bertemu dengan klien. Laptop saya pasti sering ditenteng di dalam ransel, dibawa naik turun aneka moda transportasi dari bus sampai pesawat terbang. Jadi penting buat punya laptop yang tahan banting. Kalau kerja pakai laptop ZenBook Pro 15 UX580 yang sudah lolos uji, rasanya kekuatannya tidak perlu diragukan lagi.
UTILITAS / FUNGSI
ASUS ZenBook Pro 15 UX580 ditenagai prosesor Intel Core i7 8750H yang disokong RAM 16GB dan GPU Nvidia Nvidia GeForce GTX1050 4GB. Perangkat canggih itu akan meningkatkan kinerja penggunannya. Wow, kerja dengan pelbagai aplikasi grafis dijamin nggak akan lemot. Dulu saya dan teman-teman ketika mengerjakan gambar tiga dimensi sering bercanda, daripada nunggu rendering mendingan ditinggal mudik dulu. Dengan perangkat yang ada di ZenBook Pro 15 UX580, tidak ada lagi waktu tunggu berjam-jam ketika rendering gambar rumah.
Untuk ruang penyimpanannya, laptop ini dilengkapi dengan SSD NVMe PCIe dengan kapasitas 1TB. Kalau buat saya sangat berguna untuk menyimpan aneka pekerjaan grafis yang biasanya memakan banyak tempat di dalam ruang penyimpanan.
Layar beresolusi 4K UHD (3840x2160 pixel) memiliki tingkat kecerahan hingga 400nits. Artinya, warna yang tampak di layar akan sangat akurat mendekati warna aslinya dengan tingkat reproduksi warna Adobe RGB hingga 100% dan Delta E < 2. Layar ZenBook Pro UX580 juga merupakan factory-calibrated dan telah divalidasi oleh PANTONE. Cocok banget buat kerja mendesain rumah, warna di tampilan 3 Dimensi di gambar bisa semakin mirip dengan pilihan warna cat aslinya ketika diterapkan nanti.
Untuk lebih lengkapnya, spesifikasi ASUS ZenBook Pro 15 UX580 dapat dilihat berikut ini:
Sama seperti desain rumah yang harus bisa memenuhi aneka fungsi untuk kebutuhan penghuninya, ZenBook Pro 15 UX580 dengan spesifikasi canggihnya, mampu memenuhi kebutuhan para profesional khususnya untuk menunjang pekerjaan grafis.
INOVASI
Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi terus berkembang. Begitu juga teknologi dalam arsitektur. Misalnya terminologi “Rumah Pintar” yang sudah diperkenalkan lebih dari satu dekade. Rumah pintar salah satunya dipasangi perangkat teknologi yang terkoneksi menjadi satu sehingga ketika penghuninya masuk ke rumah, suhu ruangan, terangnya lampu, bisa langsung menyesuaikan dengan kebutuhan. Nggak perlu pencet-pencet tombol secara manual.
Kreativitas dalam berinovasi juga diperlukan untuk mengatasi masalah. Kalau dalam membangun rumah, dengan harga tanah yang semakin meningkat, yang menjadi tantangan adalah bagaimana bisa menciptakan rumah yang bisa memenuhi kebutuhan ruang penghuninya di lahan sempit.
Salah satunya yang berhubungan dengan parkir mobil. Lahan parkir semakin sulit apalagi kalau punya mobil lebih dari satu. Tidak jarang kan mobil-mobil diparkir di tepi jalan umum sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Berkat kreativitas dan inovasi, sekarang ada garasi yang bisa berfungsi sebagai lift. Jadi mobil bisa masuk ke bawah tanah. Sistem parkir dengan konstruksi bertingkat ala gedung perkantoran. Solusi buat yang punya mobil banyak dengan lahan parkir sempit
Teknologi memang diciptakan untuk memudahkan hidup manusia.
ScreenPad ASUS ZenBook Pro 15 UX580 |
Teknologi terbaru ASUS muncul dalam ZenBook Pro 15 UX580 dengan ScreenPadnya. ScreenPad ini adalah touchpad yang bisa berfungsi sebagai layar kedua. ScreenPad merupakan inovasi terbaru ASUS yang juga dimaksudkan memudahkan penggunanya.
Melalui fitur Adaptive Design, ScreenPad secara otomatis akan menyesuaikan tampilan sesuai dengan aplikasi yang sedang dijalankan dan menampilkan antarmuka tambahan. Selain itu, ScreenPad juga bisa digunakan sebagai layar kedua.
Lewat mode Screen Extender, kita bisa membuat ScreenPad seperti layar tambahan. Dengan demikian, semua aplikasi yang ada di desktop bisa ditampilkan di ScreenPad layaknya ditampilkan di monitor terpisah.
Aplikasi ScreenPad di ZenBook Pro15 UX580 |
Aplikasi ScreenPad di ZenBook Pro15 UX580 |
Aplikasi ScreenPad di ZenBook Pro15 UX580 |
Kalau buat pekerjaan perhitungan RAB yang sering saya lakukan, adanya ScreenPad Calculator ini sangat membantu. Meskipun saya sudah bekerja dengan Microsoft Excel, saya masih sering menghitung pakai kalkulator di layar. Dengan hadinya aplikasi kalkulator di ScreenPad, pekerjaan menghitung jadi tambah mudah dan cepat tanpa harus bolak-balik keluar masuk dari pekerjaan di layar utama.
Bekerja dengan Excel makin mudah |
Begitupun kalau sedang lembur berjam-jam, mendengarkan musik kadang perlu untuk menambah semangat. Dengan adanya Music Player di ScreenPad ZenBook Pro 15 UX580, mudah buat saya memilih lagu yang ingin didengar tanpa harus mengganti tampilan layar utama.
Ribet nggak sih? Biasanya juga klak-klik-klak-klik pindah tampilan juga nggak masalah. Seperti juga produk inovatif lainnya, di awal peluncurannya pasti perlu waktu bagi pengguna untuk menyesuaikan diri. Semakin berjalannya waktu, dengan hadirnya ScreenPad, produktivitas pengguna laptop bisa meningkat. Segala keterbatasan yang hadir di awal peluncurannya akan terus memacu kreativitas para pembuatnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan inovasi baru ini.
Pengembangan software juga terus dilakukan oleh ASUS, dengan demikian hadirnya ScreenPad ini semakin terintegrasi dengan berbagai aplikasi di dalam laptop. Kalau harapan saya, ScreenPad bisa dikembangkan dan dipakai untuk menggambar. Jadi sketsa desain rumah bisa langsung terpampang di layar laptop. Whuhu. Semoga segera terwujud ya.
KREATIF DAN PROFESIONAL
Melihat fitur dan keunggulannya, ASUS ZenBook Pro 15 UX580 memang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan para profesional. Ngomong-ngomong profesional, selain memperkenalkan produk baru yang sangat inovatif, dalam acara ASUS Year End Microsoft Bloger Gathering juga hadir pembicara seorang wartawan kawakan yang juga seorang pegiat sosial media di Semarang: Gus Wahid, pemilik blog guswahidunited.id
Mas-mas dengan tampilan khas topi terbalik ini berbagi ilmu dan pengalaman profesionalnya selama menjadi jurnalis di salah satu harian terkemuka di Jawa Tengah. Materi yang disampaikan sangat penting buat saya, karena sebagai penulis konten di blog, harus terus meningkatkan ilmu dan keahlian agar semakin profesional. Keahlian menulis dan berbahasa menjadi ujung tombak seorang bloger. Saya juga pengen tulisan saya semakin bermutu dan bermanfaat bagi pembaca. Bahkan dalam dunia arsitektur keahlian menulis juga penting, apalagi kalau lagi bikin proposal proyek. Hehe.
Gus Wahid menyampaikan tips-tips yang sangat berguna bagi bloger yaitu tentang Kaidah-kaidah Jurnalistik dalam Konteks Blog. Tips yang pertama, kalau boleh disingkat adalah “Tips ABC”. Tips ini mudah dipahami seperti dalam tabel berikut ini:
TIPS ABC |
Perlu dipahami bahwa memang ada perbedaan antara bahasa jurnalistik dan bahasa yang sering dipakai dalam blog. Apalagi bahasa di blog pribadi. Seringkali bahasa tak baku, bahasa kekinian, bahasa gaul muncul dalam tulisan kita, dan itu sah-sah saja, kok. Kalau menulis di media masa seperti koran, aturan-aturan jurnalistik sudah baku dan tak boleh dilanggar.
Gus Wahid juga menyampaikan bahwa dalam jurnalistik ada yang disebut dengan “nilai-nilai berita”. Nilai-nilai berita yang terkandung dalam setiap peristiwa adalah faktor penentu bagi pembaca sehingga mereka lebih tertarik untuk membaca tulisan kita. Nilai-nilai berita itu antara lain:
1. Kedekatan (Proximity) yaitu peristiwa dekat dengan pembaca
2. Bencana (Emergency) yaitu kebutuhan untuk menggugah perhatian pembaca
3. Konflik (Conflict) yaitu ancaman terhadap rasa aman
4. Kemashuran (Prominence), yaitu rasa ingin tahu terhadap public fugure.
5. Dampak (impact), yaitu berita yang berdampak langsung dalam kehidupan masyarakat
6. Baru (Actual) yaitu peristiwa yang baru saja terjadi sehingga memancing minat
7. Kontroversial, yaitu menarik untuk diketahui karena mengandung kejanggalan
8. Human interest, yaitu menampilkan penderitaan sesama
9. Ketegangan (Suspense) yaitu sesuatu yang memancing keingintahuan hingga akhir
Kalau hendak diterapkan dalam penulisan blog, kita harus kreatif memilih dan memilah, kira-kira berita macam apa yang akan memancing ketertarikan pembaca. Meskipun bebas aja, sih, namanya menulis di blog kita sendiri. Kalau mau cerita tentang aktivitas nonton Drakor di sore hari yang mendung juga boleh. Karena salah satu keunggulan menulis di blog pribadi adalah, kita bisa menjadi diri sendiri. Nah cocok denga satu tips lagi yang disampaikan Gus Wahid, bahwa sebaiknya blog itu punya “kepribadian”. Keunikan suatu blog bisa menjadi salah satu daya tarik bagi pembaca.
Biarpun di blog kita bebas menjadi diri sendiri, ada rambu-rambu yang tetap harus diperhatikan para bloger. Salah satunya karena tulisan di blog akan langsung sampai kepada pembaca tanpa melalui dewan redaksi atau editor. Bloger harus lebih mawas diri dengan menerapkan “self editing” sebelum mengunggah tulisannya ke dunia maya. Kesalahan tanda baca, kesalahan ketik, salah meletakkan awalan "di", juga kekeliruan penulisan huruf besar dan kecil dicatat Gus Wahid sebagai kesalahan yang sering ditemuinya ketika membaca blog. Belum lagi penggunaan kata yang tidak baku dan tidak sesuai PUEBI.
Wah, ternyata banyak ya rambu-rambu menulis itu. Meskipun banyak rambu, jangan sampai menyurutkan niat kita untuk terus menulis dan berbagi informasi kepada orang lain. Makanya jangan malas belajar, dan mau ikut acara-acara berfaedah seperti Asus Blogger Gathering ini, supaya dapat ilmu baru. Hehe.
Di akhir sesi, Gus Wahid menitipkan pesan-pesan untuk bloger berikut ini:
1. Menulislah dengan jujur
2. Perhatikan tanda baca, dan PUEBI
3. Mencatat dengan cermat
4. Menulis dengan kalimat yang jelas
5. Fokus pada topik
6. Menulis dengan proporsional
7. Periksa kutipan, pernyataan off the record, konfirmasi
8. Patuhi selalu kode jurnalisik yang melarang penjiplakan karya orang lain
9. Mulai mencari padanan kata Bahasa Indonesia untuk mengganti bahasa asing.
10. Kalau bisa mulai menerapkan SEO (Search Engine Optimation).
Wah, diakhiri dengan makan siang, komplit sudah acara ASUS Year End Microsoft Blogger Gathering yang padat dengan pengetahuan, canda tawa, dan juga hadiah. Alhamdulillah dapat doorprize voucher belanja 100 ribu rupiah, cocok buat ibu-ibu agar lebih profesional dalam belanja kebutuhan rumah tangga. Hehe. Selain itu ada juga jam tangan Daniel Wellington yang jadi rezekinya Ismi.
Fixed deh, di akhir tahun ini saya mendapatkan inspirasi untuk lebih kreatif dalam berkarya dan tidak takut untuk berinovasi. Apapun profesi yang kita tekuni, kita harus profesional dan yang namanya kreativitas mutlak diperlukan dalam pekerjaan. Akhir tahun juga bukan alasan untuk jadi tidak produktif, betapapun randomnya aktivitas saya sehari-hari, mau jadi arsitek, bloger, atau ibu-ibu pengasuh anak dan tukang masak.
Semangat ASUS untuk meluncurkan produk yang inovatif dan pertama di dunia, melalui laptop ZenBook Pro 15 UX580 dengan ScreenPadnya, menginspirasi saya untuk bekerja secara lebih kreatif, inovatif agar semakin profesional.
Jadi, Bu, akhir tahun mau nyelesaiin gambar, atau ikutan anak-anak liburan, nih?
Sumber gambar:
https://www.asus.com/id/
Canva Apps
Pinterest
Pribadi
No comments:
Post a Comment